Welcome To Juventus Chapter Aceh

Welcome To Juventus Chapter Aceh

Sabtu, 11 Juni 2011

Struktur Organisasi Jci Chapter Aceh

Selamat Datang di Juventus Club Indonesia Chapter Aceh

Susunan Pengurus


Pengurus Inti :
Ketua : Ichsan Wahyudi

Sekretaris: Rizki Fauzi


Bendahara : Agus Kurniawan
Wakil Bendahara : Teuku Haris


Divisi-divisi :


Divisi Infokom :
- Ahmad Fadhil Abubakar
- Dian Wahyudi
- Muhammad Rizal Faluvi


Divisi Kesekretarian :
- Rhafino


Divisi Olahraga :
- Rizki Fadji

jadwal futsal rutin jci chapter aceh

Sparing melawan laziale

berdoa sebelum bermain


Waktu : setiap selasa malam mulai dari pukul 22.00 - 00.00

Tempat : Fair futsal futsal

wajib memakai jersey juventus.

Profil Pelatih Juventus Sejak Musim 1976-2004

1976-1986:
Giovani trapattoni

Giovanni Trapattoni (lahir 17 maret 1939) adalah seorang pelatih sepak bola Italia, dianggap sebagai pelatih klub paling sukses dalam sejarah Seri A, dan mantan pemain.juga memiliki pelatih Italia dan seluruh Eropa. Ia juga satu-satunya manajer yang memenangkan semua kompetisi klub UEFA, dan Piala Intercontinental.
Prestasi selama melatih juventus :
Italian League : 1976-77, 1977-78, 1980-81, 1981-82, 1983-84, 1985-86
Italian Cup : 1978-79, 1982-83
Eurupean League : 1984-1985
Uefa Winners' cup : 1984
Uefa Cup : 1977
European Super Cup: 1984
Intercontinental Cup: 1985


1986-1988
Rino Marchesi

Rino Marchesi (lahir 11 Juni 1937)
prestasi selama melatih juventus : -

1988-1990
Dino Zoff

Dino Zoff (lahir di Mariano del Friuli, Gorizia, Italia, 28 Februari 1942; umur 69 tahun) adalah penjaga gawang Tim nasional sepak bola Italia dan pemain tertua yang pernah menjuarai Piala Dunia FIFA, ketika ia menjadi kapten Italia pada Piala Dunia FIFA 1982 di Spanyol, saat berumur 40 tahun.
Prestasi selama melatih juventus :
1990 Italian Cup
1990 UEFA Cup

1991-1992
Luigi maifedi
Luigi Maifredi (lahir 20 April 1947), umumnya dikenal sebagai Gigi Maifredi, adalah seorang manajer sepak bola Italia dari Lograto di Provinsi Brescia. Selama karirnya ia telah berhasil di beberapa klub seperti Bologna, Brescia dan lain-lain, meskipun ia paling terkenal karena mantra pendek dengan Juventus, di mana ia kehilangan enam game berturut-turut dan akhirnya dipecat.
Prestasi selama melatih juventus : - 

1991–1994
mr trap

ini kali kedua mr trap menangani juventus.
Prestasi : uefa cup : 1993

1994–1999
marcello lippi
Marcello Lippi (lahir di Viareggio, Toscana, 11 April 1948; umur 63 tahun) adalah mantan pemain dan mantan pelatih tim nasional sepak bola Italia. Sejak 1994 sampai 1999, Lippi melatih juventus dan memenangkan gelar liga champion.
prestasi selama menangani juventus :
Scudetto ('94/'95, '96/'97 & '97/'98 ), 
Coppa Italia ('95),
Super Italia ('95 & ''97),
Liga Champions (''96), 
Super Eropa ('96) 

1999–2001
Carlo Ancelotti
 Carlo Ancelotti (lahir di Reggiolo, Italia, 10 Juni 1959; umur 52 tahun) , pada tahun 1996 ia membawa Reggiana ke Seri A, dan dikontrak menjadi pelatih Parma pada tahun yang sama. Tahun 1999 ia pindah ke Juventus, di mana ia kemudian dikenal sebagai pelatih yang selalu "hampir" meraih gelar saja karena gagal membawa Juventus menjadi juara di berbagai kejuaraan yang diikutinya
Prestasi selama melatih juventus : -




2001–2004

marcello lippi
Ternyata Lippi & Juve ditakdirkan jodoh krn dgn kembalinya Lippi, Juve kembali merebut Scudetto ke-26 pd musim itu. terakhir Juve merebutnya pd musim '97/'98 di bawah asuhan Lippi.Juve semakin dominan dgn merebutnya kembali pd musim 2002/03 & 2X Piala Super Italia.Lippi jg berhasil membawa Juve kembali ke Final Liga Champions, namun kalah dari ac milan.

Pd musim 2003/04, Lippi hanya membawa Juve menduduki peringkat ke-3 di Serie-A, perdelapan final Liga Champions & Finalis Coppa Italia. Walaupun masih tersisa 1 thn kontrak lg, namun Lippi mengambil keputusan utk mengundurkan diri dr jabatannya. Keputusan ini diambil sesuai dgn janjinya jika Juve tdk berhasil merebut Liga Champions pd musim tsb, maka dia akan mundur.

pencapaian selama menangani juventus :
Scudetto : 2002/2003
piala super italia : 2002, 2003.









Jumat, 10 Juni 2011

sejarah berdirinya drughi


Drughi merupakan kelompok fans berat Juve yang paling utama di italia. Drughi awalnya dibentuk dari sisa Ultras Juve yang berasal dari kelompok Fighters, Indians dan Gioventu Bianconera. Drughi sekarang merupakan penguasa tribun selatan di Stadio Olimpico di Torino.

Beppe Rossi
Sejarah terbentuknya DRUGHI juventus:
Kelompok superter sejati Juventus yang pertama muncul di pertengahan tahun 70-an. Saat itu ada dua kelompok tifosi sayap kiri dan organisasinya masih belum bagus. Dua kelompok itu adalah Venceromos dan Autonomia Bianconera. Lalu di tahun 1976 terbentuklah 2 kelompok suporter ultras sejati Juve, Fossa Dei Campioni dan Panthers. Baru setahun kemudian kelompok tifosi ultras yang legendaris berdiri, Fighters. Kelompok ini diprakarsai oleh Beppe Rossi. Beliau merupakan tokoh yang sangat berpengaruh bagi seluruh tifosi Juve dan menjadi panutan para ultras muda di Turin.
Awal era 80-an kelompok-kelompok suporter baru bermunculan. Gioventu Bianconera, Area Bianconera, dan Indians adalah beberapa diantaranya. Dua kelompok ultras yang ekstrim juga berdiri di periode ini, Viking dan Nucleo Armato Bianconero (N.A.B). Dua kelompok ini benar-benar menjadi grup tifosi yang dihormati di dalam dan di luar Delle Alpi. Viking dan N.A.B adalah kelompok yang benar-benar mengingatkan orang pada kata hooligans. Itu dikarenakan mereka tidak pernah takut bertempur dengan supporter klub manapun di dalam atau di luar stadion. Tahun 1983 kelompok Juventini yang berbeda dibentuk untuk menjalani partai tandang pertama mereka ke Eropa (Liege, Belgia tahun 1983).

Tahun 1987 kelompok tifosi bersejarah Fighters akhirnya dibubarkan setelah berjaya selama 10 tahun. Penyebabnya saat itu karena terjadi banyak kekerasan dan perkelahian dalam partai tandang ke Florence, melawan rival Juve, Fiorentina. Sebagian besar anggota Fighters lama, bersama dengan anggota Indians dan Giuventu Bianconera, membentuk sebuah kelompok supporter ultras yang baru, Arancia Meccanica (Clockwork Orange). Nama ini terinspirasi oleh film Stanley Kubrick berjudul sama yang populer saat itu.

Nama itu menimbulkan kesan kekerasan dan negatif sehingga menimbulkan banyak masalah. Karena itu kelompok ini dipaksa untuk merubah nama kelompok mereka. Para fans sepakat untuk membodohi politisi kota Turin dengan merubah nama kelompok mereka menjadi Drughi. Drughi merupakan nama geng dimana tokoh utama film Clockwork Orange, Alex, bergabung. Lucunya, para politisi Turin terlambat menyadari hal ini. Drughi pun berkembang dan menjadi kelompok supporter terpenting dalam sejarah Juventus. Dalam kurun waktu antara 1988 sampai 1996 Drughi memiliki 10.000 anggota.
 
Pada tahun 1993 beberapa anggota Drughi memperoleh otonomi dan menghidupkan kembali kelompok tifosi lama, Fighters. Empat tahun setelahnya Fighters dan Drughi bersaing untuk menjadi yang terbaik di La Curva Scirea. Drughi menggantung banner mereka tepat di tengah La Curva Scirea Delle Alpi, sedangkan Fighters harus memasang banner mereka di sebelah kanannya.

Setelah Juve memenangkan Piala Champions atas Ajax tahun 1996, para supporter sangat bergembira dan memutuskan untuk berkolaborasi. Drughi, Fighters, dan beberapa kelompok kecil lainnya di La Curva Scirea memutuskan untuk bersama mendukung Juve dibawah satu nama, Black and White Fighters Gruppo Storico 1977. Nama Fighters pun memperoleh kembali kejayaan seperti awalnya tepat 20 tahun sejak kelompok supporter itu berdiri.

 

tragedi heysel

tragedi Heysel merupakan salah satu sejarah kelam dalam sepakbola Eropa. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya sudah saling memaafkan, tapi tragedi ini tetap tidak dilupakan.

29 Mei 25 tahun silam, partai final Piala Champions yang seharusnya merupakan laga agung, tertutup noda hitam bernama kerusuhan.

Keributan antara fans Liverpool dan Juventus, meminta korban jiwa. 39 orang, kebanyakan adalah suporter Juventus harus meregang nyawa. Selanjutnya 14 pendukung The Reds ditangkap dan dikenai tuduhan pembunuhan. Tak hanya itu, UEFA menghukum klub-klub Inggris dari kompetisi Eropa selama lima tahun.

"Waktu itu, musim panas tahun 1985, saya masih bermain dan belum berusia 30 tahun. Sekarang saya bukan lagi pemain yang tampil di laga 29 Mei 1985 itu. Saya presiden UEFA dan saya tak bisa membiarkan kejadian serupa terulang," seru Michel Platini.

Ketika tragedi terjadi, pria Prancis itu berseragam Juventus. Ia mencetak satu-satunya gol dalam laga itu yang membawa tim Hitam-Putih menjadi juara. "Keamanan di stadion dan perang melawan hooliganisme merupakan pekerjaan terpenting saya," lanjut Platini di Associated Press.

"Ketika itu banyak orang yang datang untuk menyaksikan pertandingan, namun mereka tak pernah pulang. Kami semula berpikir laga itu berlangsung seperti pertandingan sepakbola sebagaimana biasa. Tetapi ternyata tidak. Laga itu tidak hanya berakhir setelah 90 menit tapi terus berlangsung dalam hidup kami dan akan selalu terus begitu," lanjut gelandang Juve periode 1980-an itu.

Tragedi Heysel memang terus diingat. Namun itu tidak bertujuan untuk mempertajam permusuhan antara suporter khususnya Liverpool dan Juventus.

Di situs resmi Liverpool yang diakses Sabtu (29/5/2010) malam WIB, terdapat gambar dua tangan yang saling bersalaman. Satu tangan berwarna merah dengan latar belakang merah, sementara satu lagi berwarna putih dengan latar belakang hitam, yang menggambarkan warna seragam antara The Anfield Gank dan La Vacchia Signora

Di samping kanan tangan yang bersalaman itu terdapat tulisan "In Memoria E Amicizia, May 29 1985", yang berarti "Dalam Kenangan dan Persahabatan, 25 Mei 1985".

Memperingati tragedi itu, suporter Liverpool dan Juventus berencana menggelar laga persahabatan di Kirkby Academy yang terletak di kota asal grup musik The Beatles itu.

"Kami berusaha untuk membuat Reds dan Bianconeri bersatu 25 tahun setelah Heysel. Kami sudah berdiskusi panjang dengan sejumlah pihak tentang sebuah event yang bakal mengirimkan pesan positif untuk fans Juve dan Liverpool, dan kami menilai bahwa peringatan ke-25 Tragedi Heysel adalah saat yang tepat," ujar suporter Juve Serafino Ingardia di situs resmi Liverpool.

"Saya sudah berbicara Andrea Lorentini, yang kehilangan orang tuanya dalam tragedi itu dan kini Lorentini menjawabt sebagai ketua 'Comitato Heysel'. Dia mengatakan kepada saya bahwa ide laga persahabatan bakal mendapat sambutan hangat poleh keluarga. Dia sangat tersentuh ketika mengetahui bahwa fans Liverpool dan Juventus akan mengingat korban dalam acara ini," lanjut Ingardia.

Sementara itu lonceng di Balaikota Liverpool akan dibunyikan 39 kali bertepatan dengan waktu peristiwa kelam itu terjadi.

Tragedi Heysel memang pahit. Kedua kubu telah berdamai. Tapi segala kepahitan dan konsekuensi yang terjadi akibat peristiwa tragis itu juga tetap diingat agar menjadi pelajaran bagi pihak-pihak mana pun di waktu-waktu mendatang.

"Kami ingin menunjukkan persahabatan antara suporter kedua klub dengan mengenang mereka yang tewas dalam malam tragedi 25 tahun silam. Kami juga ingin menunjukkan pada masyarakat Italia bahwa kami tidak melupakan kejadian itu," tukas Dave Usher, salah satu Liverpudlian.